sharing is caring

Melawan Gravitasi di Puncak Gunung Prau

Gunung Prau. Ya, adalah sebuah gunung yang cantik dan terletak di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Mengapa disebut Prau? Berbagai sumber mengatakan bahwa bentuk gunung ini mirip dengan perahu yang dibalik, dimana puncaknya memiliki dataran yang cukup luas. Sehingga cocok untuk digunakan camping bagi para pendaki. Dari puncak gunung Prau, kita bisa melihat 3 gunung cantik: Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Jika beruntung, kita pun bisa menikmati sunrise di pagi hari.

Review Body Mist Bali Ratih

Haiii gaeeesss...
Jumpa lagii dengan sayaaaaa di artikel review tentang kosmetik pastinyaaa..

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Jumat (sekarang Selasa) saya iseng searching google tentang kosmetik merk "Bali Ratih". Sejujurnya saya ingin membeli parfum entah itu EDT (Eau de toilette) atau EDP (Eau de parfume) tapi maklum, harganya sangat amat merogoh kocek, karena yang saya ingini adalah parfum mahal yang hanya dijual di toko-toko tertentu. Jadilah saya ingat beberapa bulan lalu saya mencoba parfum alias body mist Bali Ratih milik teman saya, dan wanginya enak, seger, nggak bikin neg, meskipun yaah nggak bisa dibandingkan dengan EDT maupun EDP, tapi lumayan untuk wangi-wangian dan seger-segeran bukan? Akhirnya, iseng-iseng saya searching deh tuh merk, kalau harganya cocok saya mau beli.

Googling sana-sini serta membaca review para konsumen Bali Ratih, yang akhirnya kata mereka, diantara sekian jenis wangi body mist, yang masuk kategori recomended adalah wangi strawberry, olive, dan white rose. Selain recomended, ternyata wangi jenis ini juga best seller. Saya yang merupakan konsumen 'newbie' berniat untuk membeli 2 jenis wangi saja, yaitu strawberry dan olive. Kalau emang beneran enak dan sesuai selera, mungkin saya akan jadi pelanggan tetap. He he he. EDP dan EDT nya lain kali saja kalau ada rejeki dan kesempatan bisa ke toko "itu". *nama dan lokasi toko dirahasiakan, takut riya'. Hahahahaha....

Akhirnya hari Jumat sore, saya order body mist itu melalui agen resmi Bali Ratih di www.narcheeseshop.com. Produk-produk Bali Ratih yang diproduksi di Bali selama ini hanya dijual secara online, cara membelinya salah satunya adalah order melalui website yang saya sebutkan tadi. Disana sudah ada keterangan dan prosedur order. Setelah mengisi form order, balasan email dari admin lumayan cepat. Tidak sampai satu jam order, langsung ada email dari admin yang masuk ke inbox saya yang berisi invoice.

Harga 1 pcs body mist 60 ml adalah Rp29.000,-. Karena saya beli 2pcs dengan ongkir Jakarta-Bandung adalah 10.000 maka total yang harus saya transfer adalah Rp68.000 saja. Murah bukan? Order hari Jumat, dan hari Senin sore ternyata barang sudah sampai. Good service! Berikut penampakannya.


 

Dengan ukuran botol yang mini dan terbuat dari bahan plastik, menjadikan parfum ini aman dibawa kemana-mana, mau disaku, ditaruh kantong tas juga boleh. Desain labelnya juga oke, good looking lah. Saya langsung mencoba dua-duanya, dann wooww wanginya segerrr dan enakk bangeett. Meskipun rasa buah-buahan (strawberry) tapi wanginya ngga terlalu kaya permen, sweet but feel fresh. Yang olive juga enak n seger. Cuma kalo disuruh pilih, saya lebih suka yang strawberry. He he he. Well, overall recomended kok dua-duanya! :D Ga bakalan nyesel deh beli, murah pulak. Tapi inget ya guys, karena ini cuma body mist, jadi wanginya juga ga gitu awet, lama-lama bakal berkurang, jadi harus diaplikasikan berapa jam sekali kalo kalian pengen wanginya awet.. he he he.

Sisi lain Pengalaman Travelling (Transport)

Kali ini saya pengen menceritakan pengalaman pribadi mengenai "bepergian dengan menggunakan pesawat" dan juga fitur web check in yang katanya "praktis". Jadi ceritanya, kemarin saya mengikuti acara reunian kecil-kecilan barengan temen semasa kuliah di Bromo. Mereka berangkat dari Malang hari Sabtu pagi-pagi sekali. Otomatis saya harus terbang ke Malang sebelum itu. 3 hari sebelumnya, saya sudah booked tiket Air Asia PP Bandung-Surabaya. Tiket yang saya dapatkan lumayan murah, mengingat waktu yang mendadak, PP saya merogoh kocek 1.105.000 untuk tiket pesawat "saja".

Pesawat ke Surabaya take-off hari Jumat jam 19.20, otomatis saya harus mengebut setelah pulang kantor. Pulang jam 16.30 saya langsung cuss naik ojek ke bandara dengan sudah membawa seransel baju hangat dari kos tentunya. Perjalanan kantor (Cisitu) - Bandara Husein makan waktu 20menit dengan ojek motor, biaya 35.000. Sampai di bandara saya masih sempat makan malam dan kemudian cek in! Karena saya sudah merasa membawa boarding pass dari web check in, jadi saya langsung aja nyelonong ke lantai 2 untuk menuju tempat tunggu terakhir. Ternyata eh ternyata, saya yang belum pernah naik pesawat dari Husein, oleh petugas disuruh balik ke counter check-in untuk bayar airport tax. Oh, iya ya, bandara di Indonesia masih pake tax, kirain kalo udah web check-in udah langsung nyelonong.

Saya jadi mengingat-ingat kembali, perasaan terakhir naik pesawat waktu itu udah web check-in dan ga perlu ke counter di bandara, langsung ke ruang tunggu. Terakhir naik pesawat adalah ketika saya ke Singapore dan Malaysia. Hmmm.. Baiklah.. Tiba di Surabaya sekitar pukul 20.30 di Terminal 2 Juanda. Nah lhoo?? ini terminal baru ya?? *ndeso. Dan memang saya baru tau kalo Juanda punya terminal 2. Terakhir saya terbang di Juanda, masih satu terminal semuanya. Terminal 2 masih terbilang sepi, namun luasnya kurang lebih sama dengan T1. Akhirnya saya berjalan keluar, dan mencoba mencari travel menuju Malang. Berdasar pengalaman di T1, travel menuju Malang ataupun daerah lainnya biasanya "pating tlecek" di luar terminal, bahkan mereka menawari kita. Malam itu memang sengaja saya tidak book travel karena udah sok yakin gitu, bakal nemu travel langsung ke Malang. Dan ternyataaa.. di T2 sepi! Ga ada travel yang ramai2 kayak di T1 gitu. Adanya taxi bluebird dan travel eksklusif yang mungkin udah di booking penumpang sebelumnya. Uappaaahh?? Trus gimana nasib saya nih, pikir saya waktu itu. :((( Akhirnya saya tanya2 ke orang2 travel sekitar luar situ, "Pak, ada travel ke Malang gak yah?" trus mereka carii dn cari.. awalnya bilang ga ada dan saya udah hopeless..mungkin bisa naik DAMRI di Bungurasih, tapi serem juga klo udah male gini kan. Akhirnya setelah dicarikan lagi, mereka nawarin ada travel ke Malang, dengan biaya 150.000!! Bujubuneeeenggg..kampret dah..travel Juanda-Malang yang biasanya berkisar 70-80rb jadi naik dua kali lipat gini. Setelah coba aku tawar, ternyata mereka ga mau turun, dan yaudah, daripada saya debat panjang dan gabisa pulang ke Malang, aku iyakan aja. Mendesak. Dasar travel calo. :(

Setelah itu saya dijemput dan dioper ke mobil travel sesungguhnya. Di dalam perjalanan, karena saya penumpang yang turun paling akhir, saya sempat mengobrol dengan pak sopirnya. Dia tanya berapa tarif travel yang saya bayar. Dan dia kaget setelah saya kasih tau. Padahal travel nya hanya memungut biaya 80rb untuk Juanda-Malang, katanya saya kena calo. Si pak sopir merasa kasian ke saya dan akhirnya dia kasih kartu nama kantornya (King Travel) agar saya langsung telpon saja jika sewaktu-waktu butuh travel Juanda - Malang PP jam berapapun. Mereka online 24 jam. Ya ampun.. perasaan saya antara sedih dan senang. Sedih karena merugi dan ditipu calo, senang karena akhirnya berkat pengalaman ini, saya jadi tau kontak travel jika lain kali saya membutuhkannya. Memang, pengalaman adalah guru paling berharga.

Cerita saya persingkat sampai perjalanan pulang. Flight saya ke Bandung adalah hari Minggu dengan boarding pukul 20.20 WIB. Saya baru turun dari Bromo adalah jam 14.30 yang rencana awalnya adalah siang ba'da dhuhur. Rencana awal, pulang Bromo siang, sampe Malang sore, dan langsung cuss Juanda, jadi pas nyampe langsung check-in. Namun semuanya jadi melambat, sampe Malang jam 16.30. Teman saya yang sebelumnya menjanjikan untuk mengantar ke Juanda, ternyata oh ternyata mobilnya dipake ayahnya untuk keluar. Jadilah kami panik. Karena dari awal, hitungan saya adalah dengan boarding pukul 20.20, maka cek in adalah minimal satu jam sebelumnya, yaitu pukul 19.20, jadi saya menargetkan jam 19.00 udah di bandara. Perjalanan Malang-Juanda kurang lebih 2 jam jika lancar. Maka paling lambat jam 17.00 udah harus cuss. Akhirnya kami meminjam mobil teman dan berangkatlah kami pukul 17.00 dari rumah temen saya, itupun masih mampir masjid untuk sholat ashar, mampir pom bensin dan mushola yang ternyata penuh dan akhirnya ga jadi. -_-

Waktu terus berjalan seakan tiada ampun untuk menunggu kami. Hati saya sudah ketar-ketir sejak berangkat, bahkan sejak mengetahui mobil teman saya dipakai. Bayangan saya akhirnya kembali ke masa dulu yang pernah satu kali ketinggalan pesawat ketika saya masih kerja di Jakarta. Daannn sakitnya tuh disini.. :'( Trauma, saya sangat trauma ketinggalan pesawat. Rasanya seperti ditinggal pacar, galau dan bisa sampai menangis panik di bandara, itu yang saya lakukan dulu ketika ketinggalan. Makanya, saya tak ingin itu terulang, sejak itu saya selalu berangkat awal ke bandara, mau menunggu berapa jam pun di bandara saya ga masalah, yang penting ga telat.

Sesampainya di Lawang adalah sekitar pukul 18.15 dan jalanan macet total. Bertambahlah galau saya. Macet selama kurang lebih 15 menit ini disebabkan adanya kecelakaan motor. Untungnya, kecelakaan terjadi di sisi jalan arah Malang, jadi kita hanya kejebak sebentar lalu lancar setelah melewati lokasi kecelakaan. Dari situ kita langsung ngebut, bahkan kami pun juga masih bingung jalan ke arah Juanda harus lewat mana, apalagi ada terminal 2 yang baru. Melewati tol Waru menuju T2 ternyata lokasinya berbeda dari T1, kita masih melewati T1, lalu keluar lagi dan masuk ke kampung penduduk, lalu ada petunjuk arah ke T2. Dan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 20.15. Saya sudah menyerah, hopeless. Jadi teman saya, saya suruh agar tak usah mengebut lagi karena percuma, sudah telat. Boarding jam 20.20 dan kita masih baru masuk gerbang T2. Namun teman saya tetap mengotot, ngotot ngebut, meyakinkan saya bahwa masih bisa, mungkin maksudnya lebih ke 'menghibur' kali ya. Hahaha. Saya pun sudah merancang strategi untuk beli tiket lagi ke Jakarta yang penerbangannya lebih banyak daripada Bandung, mungkin masih ada sisa nanti malam atau besok Subuh, pikir saya, semoga saja. Karena kalau ke Bandung paling pagi pun jam 11 siang. Jadi saya pasti telat masuk kantor. :(

Sampai di depan T2 pukul 20.30 saya pun pamitan dan beranjak pergi dengan sudah tak ada gairah untuk masuk ke dalam. Langkah saya perlambat, berjalan santai dengan rasa hopeless yang menyakitkan. Berjalan pelan menuju ke dalam, saya coba saja masuk dan berjalan ke arah counter check-in Air Asia yang seperti sebelumnya sudah saya duga, counter Bandung sudah tutup. Saya pun mencari-cari counter penjualan tiket, karena rencana saya mau beli ke Jakarta malam itu juga, berapapun harganya. Kemudian masih di dalam antrian check-in tsb, saya mendengar suara petugas, "Bandung...Bandung...!" LHOOOHHH??????

Mata saya membelalak dan jantung rasanya mau copot, tak percaya check-in Bandung ternyata masih buka. Saya pun bergegas tanya ke petugas "Loh Pak, Bandung masih bisa?" katanya masih bisa, dan pak petugas melirik boarding pass yang sudah lecet di tangan saya dan berkata "Mbak udah web check-in kan, yaudah ga papa, masih bisa, kan tinggal bayar airport tax. Ga ada bagasi kan?" ALHAMDULILLAHHHH... Mimpi apa aku semalam??? Yang rasanya sudah hopeless menyakitkan tiba2 saja Allah memberi saya jalan dan kesempatan untuk bisa terbang malam itu! Rasanya hati ini tak karuan.. Terimakasih ya Allah..

Kemudian saya diarahkan ke counter check-in Kuala Lumpur yang kosong, disana saya bayar airport tax sebesar 75.000,-. Dan ternyata mas-mas yang antri depan saya tadi juga ke Bandung, jiaahhh sama aja ternyata. Haha. Setelah bayar tax, saya pun langsung lari kelimpungan ke lantai 2 menuju Gate 6. Terdengar suara petugas "Ayo..Ayo..Bandung..segera.." bwuaaahhh hati saya rasanya tak karuan, kaki pun saya paksa untuk berlari lebih kencang. Sampai di lantai 2 terdengar suara speaker petugas, memanggil para penumpang penerbangan Bandung untuk segera memasuki pesawat. Langkah saya untuk berlari makin saya percepat, masa bodoh orang-orang mau melihat apa. Masuk ke area gate, ternyata Gate 6 adalah gate paling ujung. Wadaauuuwww..sakitnya tuh disini. Hahahaha. Dan ternyata di pintu masuk Gate 6 masih ada beberapa penumpang yang berjalan, akhirnya saya melambatkan langkah dan berjalan dengan ngos-ngosan.. "sudah ada teman sesama penumpang" pikir saya. Huuufftt. Dan akhirnya saya pun memasuki pesawat bersama dengan penumpang lainnya. Ternyata mereka juga baru masuk, jadi saya memang passs bangeeet timing nya. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Hahaha. Jadi pengalaaman ini sangat berharga untuk ke depannya, beberapa kesimpulan yang saya dapat dari sisi lain perjalanan traveling yang wajib pembaca ketahui adalah:

TRAVEL JUANDA RECOMENDED
Jika anda terbang menuju Juanda, tapi belom memesan travel untuk menuju kota Anda (terutama Malang) dan masih bingung mau naik apa, demi menghindari calo travel yang mahal, maka disini saya sarankan Anda untuk memakai jasa King Travel. Adalah travel yang online 24 jam dan siap mengantar Anda jam berapapun saat anda membutuhkan. Biaya 80.000 saja untuk ke Malang kota.
Call : 0341-335858;333358;5345757
          081 334 769 304
          081 2333 43337
Hot Line Juanda - Surabaya 081 23369 8989
PIN BB 29891291
Melayani : Malang - Juanda PP
                  Malang - Surabaya PP
                  Malang - Perak PP
                  Carter segala jurusan
                  Paket Pariwisata
                  Rent CarWeb Check-in

WEB CHECK-IN
Mengenai web check-in disini saya bagi menjadi tiga yaitu web-check in Air Asia penerbangan domestik, Air Asia penerbangan internasional, dan Tiger Air Kuala Lumpur. Ini semua berdasarkan pengalaman saya.
1. WEB CHECK-IN AIR ASIA PENERBANGAN DOMESTIK
Untuk penerbangan domestik, meskipun kita sudah memiliki boarding pass sendiri, tapi kita masih diharuskan membayar airport tax di bandara. Keuntungannya, kita tidak perlu datang 1-2 jam sebelum keberangkatan untuk mengantri check-in. Penumpang yang telah memiliki boarding pass dari web check-in ditoleransi maksimal 30 menit sebelum keberangkatan. Lebih dari itu sudah tidak bisa karena close gate adalah 20 menit sebelum keberangkatan. Keuntungan lain web check-in adalah nama kita sudah muncul di manifest. Lebih bagus lagi jika di bandara tsb ada counter khusus untuk yang sudah web check-in. Jika tak ada, biasanya sih pakai counter Air Asia apa aja, yang penting kita bayar tax nya. Sayangnya, jika anda memiliki bagasi, maka meskipun sudah web check-in, Anda tetap harus datang normal seperti orang check-in di bandara, karena bagaimanapun juga, barang bagasi Anda harus melewati proses untuk masuk ke bagasi pesawat, jadi yang punya bagasi tetap harus datang awal 2-3 jam sebelum keberangkatan. Namun jika Anda benar-benar terlambat, maka bagasi Anda harus ditinggal dan akan diangkut di flight berikutnya, yang berarti nanti Anda harus menunggu di bandara tujuan untuk mengambil bagasi Anda. Hahaha.

2. WEB CHECK-IN AIR ASIA PENERBANGAN INTERNASIONAL
Saya baru satu kali saja merasakan penerbangan internasional, jadi jika tulisan ini masih ada salah dan perlu koreksi, silahkan dikomen, hehe. Saya hanya ingin berbagi pengalaman saja untuk para pembaca. Pengalaman saya yang satu kali itu adalah terbang dari T3 Soekarno Hatta menuju Singapore tanpa bagasi, dengan boarding pass sudah di tangan melalui web check in.  Tiba di T3, anda tidak perlu check-in di lantai bawah. Langsung saja naik ke Lt.2 dan masuk menuju ruang tunggu penerbangan internasional. Di sana nanti akan ada petugas untuk mengecek kelengkapan dokumen Anda (boarding pass dan passport) serta membayar airport tax sebesar 150.000,-

3. CHECK-IN TIGER AIR KLIA2 (Kuala Lumpur)
Saat perjalanan pulang Kuala Lumpur-Jakarta saya tidak memakai fasilitas web check-in (seingat saya). Jadi, saya tetap datang awal ke bandara. Yah..namanya di luar negeri dan mau flight ke negara sendiri, masa iya kita harus bertelat-telat ria untuk ke bandara. Jangan doongg. hehe. Kecuali bagi yang sudah biasa dan rutin perjalanan internasional, jadi bisa mengira-ngira sendiri waktunya. Yang waktu itu bikin ketar-ketir adalah uang saya tinggal sedikit, jadi harus hutang dulu untuk membayar airpot tax. Dan ternyataaa.. bandara di KLIA2 sudah tidak menerapkan bayar tax di bandara. Tax sudah include dengan harga tiket. Andai di Indonesia seperti itu yaaa..








Adobe Illustrator : Membuat Warna Gradasi pada Text


Hai guys! Tutorial ini saya tulis karena kemaren saya sedang ada kerjaan desain, dan sempet mengalami kendala yang cukup sederhana, yaitu membuat warna gradasi pada tulisan yang belum di convert. Jika pada corel draw, dengan mudah kita dapat membuat warna gradasi tulisan hanya dengan sekali tool. Ternyata tidak jika dengan Ai, problemnya kita harus convert tulisan menjadi objek agar bisa diwarna gradasi, padahal kita bisa saja masih ingin mengedit tulisan tsb. Bukan begitu?

Nah, disini saya akan memberikan tutorial bagaimana cara membuat warna gradasi tanpa harus meng-convert tulisan tsb pada Adobe Illustrator CS6. Seperti contoh di atas. Cusss...

LANGKAH 1
Ketik teks yang kamu inginkan menggunakan Type Tool (T). Disini saya menggunakan font InsaniBurger.


LANGKAH 2
Aturlah warna teks menjadi transparan alias tidak ada warnanya. Dengan menghilangkan warna asli, maka ketika kita mengaplikasikan warna gradien nantinya, ia akan terlihat jelas sesuai dengan warna gradien yang kita inginkan.


LANGKAH 3
Seleksi tulisanmu, lalu cari tab Appearance dan klik Add New Fill. Maka tulisan akan menjadi warna hitam (warna baru).



LANGKAH 4
Aplikasikan warna gradasi pada tulisan dan selesaaaiii sudaahhh.. :D tulisan kamu pun masih bisa diganti, ditambah, dan diedit-edit lagii dengan warna gradasi masih tetap sama.. :D selamaatt!!

sumber : vectips. Thanks guys for the tutorial!




Menyusuri Jalanan THR (Taman Hutan Raya) Ir. H. Djuanda

Saat itu hari Minggu yang cerah, dan saya kedatangan tamu 'spesial' dari Jakarta. Teman saya yang bekerja di Jakarta, datang ke Bandung untuk berlibur. Kesempatan ini tak saya sia-siakan untuk hanya berjalan ke mall, karena di Jakarta pun yang namanya mall sudah tumpah ruah. hehehe. Saya pikir pergi ke tempat yang bernuansa alam akan lebih menyenangkan daripada jalan ke mall mulu. :D Betul kan betul kan? Lagipula di kota sepadat Jakarta, susah banget nemuin tempat-tempat bernuansa alam..

Yep! Siang itu akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya ke THR Djuanda di kawasan Dago, Bandung. Sebenarnya kami dulu sudah pernah kesana sekali, di tahun 2010, tapi hanya sebentar. Meskipun kali ini bulan puasa, tak menghalangi kami untuk menjajaki taman hutan yang sangat besar tersebut. Selidik punya selidik, ternyata saya baru tau kalo di sana ada air terjun! Yaaaa lama sekali saya tak melihat air terjun sejak saya masih tinggal di Malang hampir 2 tahun yang lalu! T_T
Ternyata benar pun, di papan sign system ada petunjuk menuju air terjun. Ada 3 air terjun kalo ingatan saya tidak salah, dan jaraknya ada yang dekat ada yang jauh *menurut peta. Akhirnya dengan semangat 45 saya dan teman saya berjalan menyusuri jalan setapak hutan-hutan di taman itu.


Sialnya, saya memakai sepatu flat yang tidak cocok untuk naik gunung..cocoknya buat ngemall..hehehe..dan ternyataaa perjalanan menuju air terjunnya sangat jauhhhh. Setelah melewati goa Belanda, akan ada sign system menuju 3 air terjun tadi. Air terjun tersebut adalah:
1. Curug Omas
2. Curug Lalay
3. Curug Dago

Karena waktu yang sudah siang, kita putuskan untuk menuju curug Omas saja, walaupun sebenernya pengen menjelajahi semuanya, tapi karena bulan puasa juga, jadi mungkin lain kali. hehehe. Perjalanan ke Curug Omas diawali dengan melewati Goa Belanda. Goa ini merupakan goa buatan jaman Belanda yang dulu digunakan untuk tempat penyimpanan senjata (kalo ga salah). Goa nya sangat besar dan panjang..kurang lebih 75m kayaknya..sebelum memasuki goa terdapat jasa peminjaman senter, karena goa sangat gelap.

Setelah keluar goa, kita masih harus berjalan kaki melewati hutan-hutan, dan pemandangannya sungguh luar biasa..saya jadi rindu suasana alam di kota Malang..hiks..hiks.. Di sepanjang jalan ternyata banyak tukang ojek menawarkan jasa untuk mengantar sampe air terjun. What? Sejauh itukah? pikir saya. Namun kami berdua mengurungkan niat untuk menyewa ojek, karena tidak percaya dan mahal pula tarifnya, kami ditarif Rp50.000/orang untuk PP. Bujubuneeengg..jadi berdua Rp100.000 dongg..huhu.. Apalagi kita sudah sering menjelajah hutan dan gunung untuk menuju air terjun.

Langkah demi langkah, tidak terdengar suara air terjun sama sekali, sungai pun terlihat masih kering, tak ada tanda-tanda sungai beraliran deras. Padahal kita sudah merasa berjalan jauh dan menanjak pula. Saya sampai ngos-ngosan. Disitu kami berdua mulai curiga, sepertinya memang jalan menuju air terjun masih sangat jauh. Bapak ojek yang menawarkan harga mahal tadi sampai berkali-kali mendatangi kami dengan harga yang diturunkan terus. Haha. Kami tak menyerah, sampai akhirnya saya merasa tidak kuat lagi untuk berjalan. Andai saat itu bukan bulan puasa, saya memakai sepatu yang cocok, dan perut saya sehat, pasti saya kuat-kuat saja berjalan sampe air terjun sejauh apapun. Dan juga karena langit yang sudah muali mendung, akhirnya bapak ojek yang berkali-kali tadi datang lagi menawari kami, kali ini dengan harga banting, Rp30.000 PP untuk 2 orang! Hahahaha...dari Rp100.000 jatoh ke Rp30.000! Yasudah, akhirnya kami memutuskan untuk mengiyakan tawaran bapak ojek itu. Dengan sepeda bebeknya yang sudah mulai butut serta kotor karena lumpur, kami bonceng berdua. Dan ternyataaaaaa...jalan menujur air terjun masih jauuuhhhh...jyaaahh naik motor aja berasa jauh, apa kabar jalan kaki??yahh kurang lebih 10 menit naik motor.. hahahaha...jalannya menanjak dan berlumpur pula..melewati hutan-hutan yang rada gelap gitu..hmm..

Dan akhirnya sampailah kami di tempat parkir ojek. Ternyata di situ ada semacam gasibu untuk tempat menunggu para bapak ojek. Menunggu penumpangnya. Dari parkiran itu, kita masih harus berjalan kaki sekitar 50m untuk menuju air terjun. Finally..akhirnya kita bisa melihat yang namanya curug Omas...






Prepare Abroad Vacation (Singapore & Kuala Lumpur)

Haii guyyss lama juga saya tidak menulis di blog tercinta ini. Ada 2 tahun kayaknya..hehe :p Karena kesibukan saya yang ga ada matinya *wow, akhirnya baru sekarang kepikiran mau nulis lagi di blog pribadi. Bukan karena apa, karena saya pengen berbagi mengenai pengalaman baru untuk holiday ke luar negeri, maklum baru pertama ini saya akan "go international" jadii agak heboh dikit gag papa lah yaa.. :D

Jadi ceritanya, di tahun 2013 saya bekerja di Sales & Marketing MNCTV, dan disana saya bertemu dengan teman-teman dan orang-orang yang luar biasa. Orang-orang paling seru yang pernah ada..dan disana saya pun berteman baik dengan mereka. Sampai akhirnya, di penghujung tahun 2013, tepatnya bulan September, kami nekat booking tiket pesawat Air Asia CGK-SIN yang cuma 99ribu!! Yaa tentunya harga belum nett..masih ketambahan tetek bengek jadi totalnya cuma 150ribu! hahahahah! Entah apa yang ada di pikiran kami saat itu, nekat booking untuk bertiga dan keberangkatan untuk 8 bulan ke depan, yang masih lamaaa sekali.. hehe. Tapi percayalah, kalo kalian pengen berlibur, apalagi untuk jarak jauh, kadang perencanaan yang matang itu malah mempersulit keberangkatan, menunda, dan ujung-ujungnya malah gak jadi berangkat. Jadi "bondo nekat" lebih baik. Sometimes. Dan pada saat itu, kami tidak memikirkan masalah budget, masalah tiket balik ke Jakarta, masalah tempat menginap disana, bla bla semua itu sama sekali masih nol. Apalagi kami backpack yang otomatis kudu mandiri mengurus semua kebutuhan selama disana. "Nanti ah dipikir sambil jalan sampai hari H" begitu slogan kami bertiga. he he he.

Waktu semakin berjalan, dan kami pun mencicil persiapan satu per satu. Sejak itu, kami jadi sering pantengin situs tiket pesawat dari Singapore ke Jakarta. Hampir setiap hari. Sampai akhirnya kami kewalahan dan panik karena tiket balik masih mahal semua. Di atas 600k kalau ga salah. Bagi kami itu mahal, maklum, backpacker. :p. Suatu ketika kami menemukan tiket murah sekitar 400k-an dari Kuala Lumpur ke Jakarta, dan bukan Air Asia, melainkan Tiger Air. Setelah berunding bertiga, kami putuskan untuk sekali lagi "nekat" baliknya ke Jakarta dari Malaysia. Tanpa memikirkan bagaimana nanti kami pergi ke KL nya.Ya, begitulah kami. Dengan nekat, maka sebagian besar keinginanmu inshaa Allah akan tercapai. Dalam konteks ini, cita-cita untuk "go international". Kapan lagi? Kalo bisa ke Singapore, kenapa ga sekalian ke Malaysia? Deket kaann..hahahah.

Setelah dapet tiket PP dengan total sekitar 500k akhirnya kami lega dan bisa mencicil persiapan yang lainnya. Maklum, karena ga pernah ke LN, dan kebayang aja enggak, jadi agak rempong untuk mencari informasi mulai dari bandara Changi itu seperti apa, hostel nyari yang murah, budget, transport ke Malay juga gimana, naik apa, dan beribu pertanyaan yang harus kami selesaikan sepanjang sampai hari H. Saya pun jadi rajin browsing blog orang-orang yang backpack ke Singapore dan Malaysia. Kami banyak terbantu dari sana, dari pengalaman orang-orang yang ditulis di blogspot.

Sejak saat itu, saya dan teman-teman sudah mengira-ngira budget berapa yang harus kami bawa kesana. Kesimpulan saat itu, kami harus menyisihkan sekitar 500k dari gaji kami setiap bulan untuk ditabung sampai hari H. Tak ada bantuan sepeserpun dari orang tua maupun keluarga, kami mandiri dengan uang jerih payah sendiri untuk bisa melancong.

PASPOR
Prepare selanjutnya adalah membuat paspor. Untungnya ga pake visa yah. Karena saya bukan warga asli Jakarta, jadi agak ketar-ketir juga, gimana klo ternyata bikin paspor harus di kota asal. Tapi ternyata tidak. Dan akhirnya suatu waktu di hari Selasa, aku dan salah satu temenku namanya mbak Tika, berencana mengurus paspornya. Temen kami satu lagi, namanya Indri, sudah punya paspor, karena udah pernah ke Singapore satu kali. Kenapa kami terburu-buru? Ya, karena saya tidak lama lagi akan meninggalkan MNCTV. Dan kebetulan saat itu dokumen seperti ijazah dan kartu keluarga saya bawa ke Jakarta. Dua minggu kemudian saya harus pulang ke Malang untuk mengembalikan dokumen tsb. Itulah alasan kami tergesa-gesa mengurus paspor. Oh iya! Dan paspor itu perlu untuk membeli tiket pesawat Tiger Air, begitu. Jadi ini tadi kebalik, ngurus paspor dulu, baru beli tiketnya. Hari Selasa pun tiba, dan atas nasehat rekan kantor kami, kami dianjurkan ke kantor Imigrasi dengan memakai seragam MNCTV, katanya biar cepet n dimudahkan ama petugasnya. Hahahah. Selasa pagi aku berangkat ke kantor dengan seragam hitam hitam MNCTV yang harusnya dipakai di hari Senin dan Kamis. Setiap berpapasan dengan teman, mereka selalu bertanya "mau kemana wooyy kok pake seragam??" hahaha. Sudah jadi rahasia umum, klo pake seragam di luar hari ketentuan, berarti yang bersangkutan sedang shooting atauuu ada keperluan "lain" di luar kantor. he he he. Untung hari itu GH kami yang namanya mas Fery lagi cuti, jadi kita bebas mau keluar. Tetep absen tapi ga ada di kantor xixixi (bukan untuk ditiru ya guys :p). Akhirnya pun kami berangkat jam 9 pagi dari kantor dengan naik Busway dari halte Pinang Ranti. Panasnya minta ampyuunn. Belum pula macetnya. Untung kantor Imigrasi Jakarta Timur bisa dijangkau busway, jadi ga perlu oper2 ojek atau angkot lagi. Udah ga kuat ciinn. Kita sampai kantor imigrasi kurang lebih jam 11 siang. Dan langsung ke loket pendaftaran dengan melengkapi berkas-berkas. Seingat saya, berkas-berkas untuk paspor itu:
  1. Kalau online, niscaya lebih mudah. Jadi kita masuk ke website imigrasi  dan klik "Layanan Passpor Online" tinggal mengikuti langkah-langkahnya.
  2. Selesai daftar online, kita akan dikirimin berkas bahwa kita telah daftar online, dan juga pemilihan tanggal kita untuk datang ke kantor imigrasinya
  3. Datang ke kantor imigasi dengan membawa kelengkapan berkas yang sudah disayaratkan di website imigrasi tadi yaa
  4. Dan jangan lupa untuk membawa uang. Waktu itu (Oktober 2013) biaya pengurusan paspor saya sebesar 255k. Entah sekarang berapa. Selama masih ada waktu panjang dan bisa mengurus sendiri, mending sendiri yaah, jangan ke calo. Karena harganya bisa dua kali lipat.
Di kantor imigrasi pun ternyata masih harus mengantri panjaaangg~ karena banyak sekali yang membuat dan memperbarui. Kita sampai lagi di kantor itu jam 7 malam, dan saya pun masih ada tanggungan kerjaan yang harus selesai hari itu. Ohh what an exhausting day..

TRANSPORT SINGAPORE-MALAYSIA
Persiapan selanjutnya berupa hostel di Singapore dan Malaysia sudah diurus oleh kedua teman saya. Kebetulan kami ada kenalan disana yang bisa booking dulu. Untuk mencari hostel mungkin bisa di agoda atau website lainnya. Disini saya kebagian mengurus transport selama disana. Setelah searching selama berjam-jam, akhirnya saya temukan juga transport Singapore-Malaysia.  Dan berdasarkan pengalaman blogger lain, memang sebaiknya untuk memesan kereta tsb harus jauh-jauh hari, takut kehabisan. Ini khusus KTM (Keretapi Tanah Melayu) yah. Sama kalau kayak kita di Indonesia beli kereta api di situs KAI untuk jarak jauh. Berikut langkah-langkah booking kereta KTMB tsb:
  1. Buka website kereta api Malaysia
  2. Klik e-ticket
  3. Anda harus register dulu untuk bisa booking
  4. Perlu diketahui, pemesanan kereta KTMB ini ternyata maksimal adalah H-30, tidak seperti di Indonesia yang H-90. 
  5. Segera isi data dan nomer paspor, serta memilih jenis kereta dan tempat duduk.
  6. Disini, saya memilih keberangkatan dari Woodlands CIQ untuk ke Sentral Kuala Lumpur. Kenapa? Karena kami berencana berangkat pagi, dan kereta tsb pagi nya jam 08.30, kami takut tidak keburu kalo brangkatnya dari Johor Bahru. Memang kurs SGD sangatlah mahal, harga kereta berangkat dari Singapore (Woodlands CIQ) dihitungnya jadi 3x lipat lebih mahal daripada berangkat dari Johor Bahru (JB Sentral). Saran sayan jika anda masih mempunyai waktu luang yang panjang, lebih baik kalo ingin ke Malaysia dari Singapore, berangkatnya dari JB Sentral, karena harga tiket keretanya dalam hitungan MYR yang kursnya jauh lebih murah dari SGD. Untuk pergi ke JB Sentral, anda bisa naik bus yang fee nya sekitar 20k sekali jalan. Murah bukan? Tapi, jika waktu anda mepet, saya sarankan untuk naik dari Woodlands saja, karena menghindari antri di imigrasi Malaysia.
  7. Selesai mengisi data dan anda diharuskan membayar dengan menggunakan kartu kredit. Berhubung saya gak punya kartu kredit, jadi saya pinjam kakak saya. he he he.
Inilah penampakan e-ticket KTMB nya, tinggal di print dan jadi deh tiketnya! hehee

MONEY CHANGER
Persiapan lainnya adalaahh mengenai penukaran mata uang. Ada banyak usulan dan pertanyaan mengenai penukaran uang lebih baik di money changer di negara asal atau nanti aja di bandara? Jujur saya belum tahu lebih murah mana menukarnya, di money changer Indo atau di bandara LN. Tapi kalau menurut saran saya sih, mending segera persiapkan saja semuanya di Indo, jadi pas nyampe disana kita ga usah rempong nukerin duit. Lagian kita juga gak tahu apa yang terjadi di depan nanti, bisa saja kursnya tiba-tiba naik atau ternyata di sana lebih mahal. Saran saya lebih baik tukarkan di Money Changer, karena selisih lebih murah ketimbang kita nukerin di bank. Bagi yang tinggal di kota Bandung, bisa nukerin di GMC (Golden Money Changer)

Mengenai barang bawaan untuk kesana, jika Anda tidak memesan bagasi, makaaa saran saya bawalah barang seSIMPLE mungkin!! Usahakan jangan membawa benda cair, sedikit mungkin boleh, tapi untuk menghindari kesalahan, mending tidak usah bawa. Jangan membawa bekal air minum, karena pastinya akan dsuruh mengkosongkan. Jadi lebih baik bawa botol kosong saja. Nanti refill disana.
Untuk baju, bawalah bahan yang ringan dan nyaman dipakai. Sehari cukup satu baju. Jika anda backpack selama 3-5 hari, cukup bawa celana jeans 1 saja. Hindari membawa barang yang tidak penting..bawalah sesuai keperluan saja..karena pada saat pulang, barang bawaan kita pasti akan bertambah aliaaasss beli macemmm2..hahahaha. Jadi tahanlah diri untuk tidak membawa barang yang sekiranya kamu bisa hidup tanpa dia. he he he.
Oh iya satu lagi, mungkin penting juga untuk membawa peta jalur MRT di Singapore. Anda bisa menemukannya di mbah Google dengan key search "peta MRT Singapore" trus di print deh! :D

Sekian mungkin sekelumit persiapan saya untuk bacpacker. Tunggu cerita selanjutnya yaaahh.. :D semoga bermanfaat. :)
 






PERJALANAN INVESTASI : DARI TABUNGAN BERJANGKA HINGGA SAHAM

Waw baca judulnya kayak iye banget ya? Hahaha. Tulisan ini hanya menceritakan pengalaman, bukan rekomendasi. Keputusan investasi semua berad...

Post Signature

Post Signature