sharing is caring

PERJALANAN INVESTASI : DARI TABUNGAN BERJANGKA HINGGA SAHAM


Waw baca judulnya kayak iye banget ya? Hahaha. Tulisan ini hanya menceritakan pengalaman, bukan rekomendasi. Keputusan investasi semua berada di tangan masing-masing.


Berawal dari kegalauan saya yang perlu menabung untuk masa depan anak (biaya sekolah, kuliah, nikah anak, dll) serta inflasi yang terus meningkat dan tidak bisa dihindari. Saat itu saya membaca postingan seorang emak-emak influencer di Instagram yang sedang membahas tabungan pendidikan untuk anak. Postingannya membahas tentang bagaimana dia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk tabungan pendidikan anaknya, mulai dari tabungan masuk TK sampai Perguruan Tinggi. Wow. Saya yang masih awam dan cupu mengenai tabungan/investasi, merasa terkedjoet dan panik. Anak saya saat itu umur 1,5 tahun dan belum dibuatkan tabungan pendidikannya. Panik lah saya, ternyata tabungan pendidikan harus disiapkan sejak dini, dikelompokkan sesuai jenjang sekolahnya. Dan akhirnya segera saya eksekusi gaji saya untuk tabungan pendidikan. 


1. TAKA alias TABUNGAN BERJANGKA


Berbekal dari postingan Instagram si emak influencer tsb, saya akhirnya membuka Tabungan Berjangka di Bank BNI Syariah. Proses pembukaan rekening sudah pernah saya tulis di post ini: Tapenas BNI Syariah. Kala itu saya membuka Tapenas untuk tabungan masuk TK saja. Target saya waktu itu adalah sejumlah uang pangkal masuk TK yang sudah kami incar. Untuk jangka waktu disesuaikan dengan pendaftaran masuk TK nya mulai kapan. 


Bulan selanjutnya saya membuat 2 rekening Tapenas baru di BNI Syariah untuk jenjang SD dan SMP. Jadi total saya memiliki 3 buah rekening Tapenas di BNI Syariah. Oh iya sebelum membuka rekening tsb, saya survey online untuk sekolah SD dan SMP yang jadi incaran kami, sehingga kami bisa tau secara kasar uang pangkalnya butuh berapa saat anak kami masuk. Saya sengaja tidak menghitung dengan ditambahkan perkiraan inflasi, karena sepertinya uangnya tidak cukup, hahaha. Jadi mengambil harga tahun 2019, nanti kekurangan bisa ditambal lah, yang penting sudah ada persiapan tabungan. Sistem Tapenas di BNI Syariah adalah menggunakan autodebet setiap tanggal 4. Sehingga secara tidak langsung kita 'dipaksa' untuk menabung. Supaya disiplin. Dana tabungan pun tidak bisa ditarik sampai waktu jatuh tempo.


2. LOGAM MULIA/EMAS


Setelah memiliki 3 buah rekening Tapenas, saya pun berpikir untuk membuat pos selanjutnya untuk keperluan yang lebih beragam dan lebih "long term", dan terutama yang bisa melawan inflasi. Salah satunya seperti tabungan untuk SMA, Kuliah, untuk dana "tambal-tambal" dari Tapenas. Duh, bahasanya. Idealnya, kita harus tau ya perencanaan kita secara pasti, jangan seperti saya yang perencanaannya macem-macem, pos nya juga ga jelas. Hehe, tapi yang penting nabung lah, daripada egga. Kan kata pepatah, "Don't put your eggs into one basket".


Awalnya saya tergiur dengan tabungan emas milik Pegadaian. Soalnya gampang banget sistemnya, kita punya uang berapapun bisa langsung ditabung, dan nominalnya langsung dikonversikan ke dalam gram emas. Menarik banget sih, terutama bagi saya yang cashnya sedikit, haha. Dan nanti kalo butuh dananya, bisa langsung ditarik tunai sesuai harga emas pada saat itu. Tapi usut punya usut, saya membaca ketentuan DSN-MUI bahwa menabung emas seperti itu tidak syariah. Karena wujud barangnya tidak ada. Intinya, membeli emas adalah sebuah bentuk perdagangan, ya, perdagangan jual beli emas. Jadi harus ada uang tunai yang dibayarkan, ada barang yang kita dapatkan. Kalau pakai sistem menabung emas seperti Pegadaian, jatuhnya hanya beli secara digital saja, bisa sih diambil dalam bentuk logam emas ketika jumlah tabungan sudah mencukupi, tapi masih kena biaya cetak, jadi lebih mahal jatuhnya.


Akhirnya saya pun membatalkan niat saya untuk menabung emas pegadaian. Saya maunya beli saja langsung emas batangan. Cara menabungnya juga manual, setiap bulan sehabis gajian, secara manual saya sisihkan sebagian uang untuk membeli emas. Kalau dibandingkan dengan tabungan Pegadaian memang lebih rugi, karena nilai emas terus naik, sedangkan kita mengejarnya cuma dengan nabung biasa. Pasti rugi memang, tapi ya its okay lah, yang penting syariah. Tapi ini preferensi saya pribadi ya, teman-teman bebas memilih mau menabung emas dalam bentuk apa, tergantung preferensi masing-masing.


Untuk emas batangan bisa dibeli di Butik Antam. Kalian tinggal bawa uang cash atau debit dan KTP. Ambil nomor antrian, dan tunggu hingga dipanggil. Prosesnya cepet kok, yang lama itu antrinya. Makanya kalau mau beli LM, lebih baik datang lebih awal. Lalu cara menyimpannya macam-macam, bisa memakai SDB (Safe Deposit Box) yang banyak disediakan di bank-bank maupun di Antam itu sendiri. Cuma harus dicek ketersediaannya dulu ya. Harga SDB pun bermacam-macam sesuai ukurannya. 


Untuk harga emas sendiri selalu naik setiap tahun. Jadi dia memang cocok untuk jangka panjang, at least >5 tahun lah ya. Jangan menabung emas untuk jangka pendek, karena harganya fluktuatif. Jadi lebih cocok jangka panjang. 


3. REKSADANA


Setelah beberapa bulan menabung LM jadi sering pantengin website Logam Mulia buat liat pergerakan harga emas, haha. Seneng banget ketika harga nya lagi naik rasanya kayak bangga gitu, hehe. Setahun berlalu dan mulai bisa asyik merasakan naik turun harga emas, akhirnya saya terjun ke Reksadana. Perkenalan dengan reksadana ini dimulai juga dari Instagram. Saat itu secara tidak sengaja saya mantengin IG Story seorang 'calon' financial planner, lalu dia ngobrol ngalor ngidul dan tetiba membahas tentang reksadana. Dia bilang ke followernya, kalau punya duit meskipun cuma 10ribu, daripada buat jajan Boba, mending beliin reksadana di Bibit, gitu katanya. Wah penasaran lah saya, Bibit itu aplikasi apa? Hoho.


Nah berawal dari sanalah akhirnya saya kepo dan mencari tahu tentang aplikasi Bibit, apa itu Reksadana, bagaimana sistem kerjanya, dll. Buat temen-temen yang belum kenal Reksadana, bisa googling ya, infonya buanyakk dimana-mana. Saya disini cuma cerita pengalaman menabung saya saja sebagai emak-emak yang khawatir akan masa depan anak. 


Beberapa hari mempelajari reksadana, akhirnya saya membuka akun saya di Bibit. Sebenernya banyak aplikasi lainnya yang serupa, contohnya Bareksa, Tanamduit, Ajaib, dll. Saya mulai dengan uang 10rb juga kalau tidak salah, persis seperti kata si mbak instagram tadi. Dan ya ternyata memang bisa lho invest cuma dengan 10rb. Sejak saat itu saya putuskan diversifikasi tabungan selain Taka dan Logam Mulia, juga Reksadana. Rutin setiap bulan sehabis gajian.


Hampir setahun  memiliki Reksadana, dengan imbal hasil yang selalu hijau (seneng khaan),tiba-tiba di bulan Maret 2020 datanglah Corona yang menyebabkan market crash, imbal hasil yang tadinya selalu hijau, jadi merah dan minus sebesar -4% lebih hanya dalam waktu beberapa hari. Wah, kaget lah saya, uang yang sudah susah-susah saya tabung setiap bulan, minus gara-gara Corona. Tapi saya tidak panik, berusaha tenang, dan mencari info sebanyak-banyaknya mengenai "kenapa kok reksadana saya bisa minus? Apa penyebabnya? Bagaimana sistemnya?"Dan segala pertanyaan awam lainnya. Meskipun minus sekalipun, saya tetap rutin menabung di Bibit setiap bulan, sampai akhirnya saya mulai mengerti tentang bagaimana hubungan antara Corona dengan jatuhnya market atau IHSG. :D


4. SAHAM


Sebenarnya sudah lumayan lama saya mengenal saham sejak menabung Reksadana, tapi tidak berani masuk karena kata-kata yang selalu didengungkan tentang saham adalah "High Risk, High Gain". Mendengar kata-kata itu rasanya sudah bikin malas untuk tau lebih jauh, apalagi mempelajarinya. Namun market crash di bulan Maret lalu akhirnya menyadarkan saya betapa ini adalah peluang emas untuk menabung saham. Hahaha. 


Di bulan Maret saya tidak serta merta langsung membuka rekening saham. Masih kaget dulu, bengong dulu. Baru benar-benar kepo dan mulai belajar itu di bulan Mei 2020, yang akhirnya membawa saya untuk membuka rekening sekuritas di bulan Juni. Memang kalau orang sudah muncul rasa 'kepo', informasi itu akan terus dicari kemana-mana. Apalagi saat masa pandemi, dimana semua aktivitas dilakukan dari rumah, membuat semua orang akhirnya mencari kesibukan baru salah satunya belajar mengenai investasi saham.


Saya banyak belajar dari akun Instagram @ngertisaham, temen-temen yang mau belajar bisa langsung kesana. Adminnya baik dan lucu, menjelaskan saham dengan bahasa yang mudah dipahami. Awalnya saya membaca postingannya itu sangat bingung seperti orang bego, di kolom-kolom komentar banyak sekali yang mengobrol, dan saya tidak tau sedikitpun mereka ngobrolin apa, berasa orang paling bego di dunia yang mainnya kurang jauh. Hahaha. tapi itulah yang saya rasakan. Tapi gara-gara itu juga akhirnya rasa kepo saya semakin besar, kalau netizen-netizen ini bisa paham tentang saham, kenapa saya engga? Kemana aja saya selama ini? Terus jadi merasa malu ama diri sendiri. Ya begitulah.


Lama kelamaan perlahan-lahan saya mulai paham karena rajin membaca post, komentar netizen, IG story, blog, Youtube, dll. Ternyata banyak sekali ilmu bertebaran di dunia online tentang saham ini, duh saya kemana saja? Asal ada kemauan untuk belajar, pasti lama-lama paham dan bisa. Dan juga harus terjun langsung dengan cara membuka rekening sekuritas. Saya membuka rekening sekuritas di Indopremier lewat aplikasinya bernama IPOT. Diantara sekian banyak perusahaan sekuritas, saya memilih IPOT karena menurut saya dia cocok dengan kaum milenial. Deposit awalnya 0 rupiah, pembukaan akunnya full online, serta selalu mengadakan webinar dan live instagram mengenai tutorial aplikasi maupun ilmu saham. Well, bagus yah, kekurangannya dia agak mahal di biaya jasa nya dibandingkan dengan sekuritas lain. But, it's okay lah, mungkin itu harga yang harus dibayar nasabah karena fasilitasnya yang bagus.


Di bulan Juni 2020, harga-harga saham di Indonesia masih banyak yang jatuh alias masih diskon, jadi merupakan kesempatan emas buat yang mau koleksi, karena harganya pasti akan naik (kembali normal) ketika pandemi ini telah berlalu, sangat cocok untuk ditabung, sangat menggiurkan. Hahaha. Sebagai pemula, pasti sangat bingung, mau beli saham perusahaan apa? Karena pilihannya banyakkk sekali, hampir 700 emiten saham. Emiten mana yang bagus? Saya pun waktu itu juga bingung harus beli yang mana, bagaimana cara analisis perusahaan. Analisis fundamental, teknikal, istilah apa itu? Wahh pokoknya super bingung deh, banyak yang harus dipelajari! Hahaha.


Yah tapi super seru sih belajar saham ini, hehe. Buat saya ketagihan, hehe. Emiten pertama yang saya beli saat itu adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang harganya 80ribuan. Pilih yang murah dulu untuk awam, beli 1 dulu, dan rasakan floatingnya. Saya juga membeli emiten PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) di harga 80rb an juga kalau tidak salah. Nah 2 saham inilah yang saya gunakan untuk belajar pengalaman, serta merasakan secara langsung floating harganya, pergerakan grafiknya, serta berita-berita/sentimen yang mengikutinya.Hampir 1 bulan merasakannya, disambi dengan belajar sana-sini, akhirnya saya berani untuk melangkah lebih jauh dengan membeli emiten-emiten lainnya yang cocok untuk investasi jangka panjang. Karena tujuan saya menabung saham ini adalah untuk biaya SMA dan kuliah anak saya, untuk dana pensiun kami kelak (kalo bisa sih pensiun dini, haha), dan untuk warisan kepada anak ketika kelak saya sudah meninggal. Karena warisan tidak melulu berbentuk rumah atau tanah, warisan dalam bentuk saham itu juga keren.


Dan sekian yang bisa saya bagikan tentang pengalaman saya dalam berinvestasi. Semoga bisa membawa manfaat dan membuka wawasan bagi para pembaca blog saya yang budiman. Hehe. Salam cuan!!!


BERWISATA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ORCHID FOREST CIKOLE, LEMBANG


Hari Minggu pagi, tepatnya di tanggal 5 Juli 2020, kami memutuskan untuk pergi berwisata ke Lembang. Sejak pertengahan Maret 2020, sudah 3 bulan lebih kami tak pernah berwisata. Pernah sih, tapi kayak cuma di mobil aja, ke tol Cipularang. Hahaha. Sedih ya, Corona memang benar-benar merubah gaya hidup kita sepanjang tahun 2020, atau mungkin bisa sampai 2021.

Kami berangkat dari rumah pukul 05.45, langit masih biru gelap. Sudah membawa 3 bungkus nasi uduk hangat untuk dimakan di perjalanan. Maklum, bawa toddler harus siap dengan amunisi, takut di jalan ga ketemu orang jualan, atau ga sempat beli. Jadi harus disiapkan amunisinya sebaik mungkin. Kami memilih melewati jalur Dago. Bisa juga lewat jalur Setiabudi kalau mau lebih enak jalannya. Tinggal ikutin Google Maps aja. Jalur Dago lebih ekstrim dengan jalanan yang sempit menanjak dan agak berbatu, lumayan lah buat city car hehe. Tapi lebih bebas macet daripada jalur Setiabudi kayaknya ya.

Sampai di Lembang sekitar pukul 7 pagi, kami mampir di Indomaret untuk beli minyak kayu putih dan sarapan bekal nasi uduk. Nyuapin si kecil bisa hampir 1 jam, belom nemenin BAK ke toilet. Pokoknya kalo bawa toddler mah gitu, harus berangkat pagi dan siapin segalanya dengan lengkap.

Sampai di Orchid Forest sekitar jam 08.30 dan masih sepiii. Asyiikk. Masih beberapa mobil saja yang sudah datang. FYI pintu masuk dibuka jam 09.00. Tapi kalau parkir sudah open sebelum itu ya. Saya lupa mencatat harga tiket masuk. Yang jelas kami membayar Rp 152.000,- untuk 3 orang dan parkir mobil. Setengah jam menunggu, akhirnya kami masuk juga. Di masa pandemi ini, Orchid Forest banyak menyediakan tempat cuci tangan. Sebelum masuk, kami dihimbau untuk cuci tangan, kemudian diukur suhu badannya, diberi masker gratis, dan ada bilik penyemprotan disinfektan. Semua tahapan ini harus dilalui sebelum masuk ke dalam tempat wisatanya. Protokolnya ketat yah.


Orchid Forest Cikole ini tergolong tempat wisata baru di Lembang, karena baru diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2018. Hampir 2 tahun yah. Jadi propertinya masih bagus-bagus. Saat masuk, kita langsung disajikan dengan spot foto bertuliskan "Wonderful Indonesia - Orchid Forest Cikole". Keren yaak! Kalo mau foto harus antri dulu. Tapi berhubung kita pengunjung terpagi, jadi antrinya ga perlu lama-lama. Yes!


Setelahnya, sebagian besar pemandangan disini adalah hutan pohon pinus dan rerumputan yang luas, terawat dengan baik. Sign system yang dibuat juga sesuai dengan temanya yang alami, tidak norak, pokoknya cocok deh. Buat yang pengen refreshing dari penatnya hidup, saya sangat merekomendasikan tempat ini. Segar, dingin, pemandangan hijau dimana-mana. Pun sangat terawat dan instagramable.


Selain hutan pinus, ada juga tempat bernama Orchid House, merupakan rumah kaca yang berisi koleksi anggrek umum sampai anggrek langka. Bagi pecinta anggrek, wajib mengunjungi tempat ini. Terdapat pula kolam ikan dan spot foto yang instagramable di dalamnya. Seru kann.


Spot terakhir yang tak kalah menarik adalah Sky Walk. Ini sih spot paling oke dan seru menurut saya. Tapi dia berbayar yah, dikenakan tarif Rp 20.000,-/orang free flying fox.  Anak saya berhubung masih 3 tahun jadi gratis. Tidak direkomendasikan buat yang takut ketinggian, hehe.


Sepulangnya dari sini, pengunjung mendapatkan fasilitas penjemputan ke area parkir kendaraan dekat pintu masuk. Karena pintu masuk dan keluar nya berjarak jauh sekaliii dan jalanannya menanjak. Sampai di area parkir kendaraan sekitar jam 11 siang, area sudah dipenuhi oleh mobil parkir sampai meluber-luber keluar, dan kebanyakan kendaraan luar kota. Wah, untung kita sudah selesai. Jadi saran saya kalau mau berwisata kesini, lebih baik berangkat pagi-pagi ya gaes. Siang dikit bisa penuh dan bisa-bisa gak dapet tempat parkir. 

Jadi sekian pengalaman yang bisa saya bagi. Kalo kesini jangan lupa pakai jaket dan sepatu kets, jangan seperti saya salah kostum pakai sandal. Soalnya medan jalannya naik turun dan licin. Udaranya pun dingin bangettt dan beranginnn, mirip kayak di Batu, Malang. Oke, terima kasih sudah menyimak. Yang mau berwisata tetep jaga protokol kesehatan yah!




PENGALAMAN MENGIKUTI TES ELPT ITB 2020

Tes ELPT (English Language Proficiency Test) adalah tes Bahasa Inggris yang diadakan oleh ITB sebagai salah satu prasyarat mendaftar program Pasca Sarjana ITB. Saya mengikuti tes ELPT ini pada hari Jumat, 31 Januari 2020.

PENDAFTARAN
Untuk mendaftar, teman-teman bisa melakukan secara online di halaman ini. Disana akan ada informasi mengenai jadwal Test ELPT maupun TOEFL ITP. Setelah mengecek ketersediaan jadwal, silahkan cari tombol "Daftar" dan pilih "Tes", lalu pilih "Tambah Tes". Silahkan isi kolom yang disediakan.

Biaya pendaftaran tes adalah sebesar Rp125.000 (jauh lebih murah daripada TOEFL ITP, hehe) yang dibayarkan melalui transfer bank. Setelah membayar, jangan lupa simpan print out bukti pembayaran, atau kalau saya print saja history transaksi di internet banking. Nanti saat H-1 ujian, kita datang ke UPT Pusat Bahasa ITB untuk mengambil kartu peserta.

Saat mengambil kartu peserta, jangan lupa membawa print out bukti transfer, dan pas photo 3x4 sebanyak 1 lembar. Foto akan ditempelkan di kartu peserta kita dan distempel, untuk kita bawa ujian keesokan harinya.

PERSIAPAN
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sudah pasti adalah BELAJAR. Saya hanya memiliki waktu 2 minggu saja untuk belajar. Dengan waktu singkat tersebut, saya belajar dari buku TOEFL terbitan ETS (kalau tidak salah) dan sisanya dari internet. Banyak sekali latihan soal yang tersedia di internet, latihan listening pun juga sudah banyak tersedia di Youtube. Pun juga banyak tips dan trik lulus TOEFL di Youtube. Pokoknya kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin waktu dan fasilitas yang tersedia.

PERSIAPAN SAAT HARI-H
Tes saya dilakukan pada hari Jumat, 31 Januari 2020 pukul 13.30-15.40. Berhubung jarak kantor-ITB sangat dekat, saya berangkat jam 13.00 via Gojek. Tips untuk teman-teman, lebih baik kesana naik transportasi umum saja, kalau bawa kendaraan sendiri, harus parkir di Sabuga dan biasanya parkiran suka penuh, belum lagi kalau kena hujan, helm kita bisa basah. Gedung UPT Pusat Bahasa ITB terletak di dekat Jl. Tamansari, seberang parkiran Sabuga, ada gerbang masuk, tinggal masuk aja, dan gedung akan terlihat mentereng lurus dari gerbang masuk. Jangan sampai datang terlambat ya, maksimal 30 menit sebelum tes dimulai. Kemarin saat saya tes, peserta sebelah saya datang terlambat dong, dan saat tes dimulai, apalagi yang pertama kan Listening ya, doi angkat tangan dan manggil-manggil penjaga ujian, entah ada apa, jadi weh konsentrasi saya bubar jalan gara-gara ada yang terlambat. Jadi tolong ya jangan telat yah guys, hargai peserta lain yang datang tepat waktu.

PERALATAN YANG HARUS DIBAWA
  1. Pensil 2B (kalau bisa bawa lebih dari 1)
  2. Rautan pensil
  3. Penghapus
  4. Ballpoint hitam
  5. Kartu Peserta
  6. Kartu Identitas (KTP/SIM/Paspor)
  7. Air putih (kalau suka haus)
Bagi yang membawa tas ransel, tas harus diletakkan di depan kelas, jadi di meja kita hanya berisi alat tulis yang saya sebutkan di atas.Handphone juga harus dalam keadaan mati (saya pakai mode pesawat). Jangan lupa untuk BAK sebelum tes, karena saat tes kita tidak bisa kemana-mana, mengerjakan soalnya dikejar waktu.

TES DIMULAI
Soal tes ELPT terdiri dari 150 soal pilihan ganda.

Sesi 1 - Listening, terdiri dari 50 soal, dengan narasi berupa dialog dan monolog. Narasi sebagian besar bercerita tentang science dan history. Which is bagi saya itu susah memahaminya, apalagi dengan kemampuan vocab yang pas-pasan, hiks. Emang harus lebih giat reading dan listening Bahasa Inggris. Terutama narasi-narasi yang berhubungan dengan tema science. Ditambah lagi, suara naratornya sebagian kurang jelas, seperti kumur-kumur gitu, haha.

Sesi 2 - Structure, juga terdiri dari 50 soal, dan kalau ini memang harus sering-sering latihan soal dan reading. Saya tidak paham buku mana yang bagus untuk belajar, yang jelas saya hanya belajar dari buku soal TOEFL yang tebelnya segaban, dan bekal latihan dari internet. Haha. Tapi yang jelas, harus banyak belajar, belajar, dan belajar sih, agar kita terbiasa. Karena kalau cuma menghafal materi pasti kurang.

Sesi 3 - Reading, juga terdiri dari 50 soal. Untuk reading, saya ada beberapa tips yang bisa dipakai, yang saya dapatkan dari Youtube "Ben Pinter". Disana dijelaskan, untuk menghemat waktu, kita tidak perlu membaca semua bacaan baru mengerjakan soal. Kita langsung aja masuk ke dalam soal. Lalu kita cari kata kunci yang ada di soal tersebut, kata kunci tersebut kita cocokkan ke dalam bacaan, nah biasanya jawabannya ga terlalu jauh dari kata kunci yang ada di bacaan tsb. Paham ga maksudnya? Heheh. Pokoknya temen-temen liat aja deh di Youtubenya Ben Pinter. Disana dijelaskan secara detail dan gamblang, tips dan trik mengerjakan soal Reading. Untuk tema bacaannya pun juga tak jauh-jauh dari science, sejarah tentang Amerika, dan pengetahuan umum lainnya.

Tes selesai pukul 15.40, rasanya pikiran dan tenaga saya terkuras sehabis-habisnya setelah tes ini (lebay :p). Tapi emang iya lho.

HASIL TEST
Hasil tes keluar hari Senin siang, bisa dilihat di website UPT Pusat Bahasa ITB. Alhamdulillah saya mendapatkan skor 105 dari batas minimal 77 yang disyaratkan ITB untuk jenjang magister. Next saya mau mengikuti tes TOEFL ITP untuk syarat beasiswa. Semoga dimudahkan dan dilancarkan semua urusan kita. Buat temen-temen yang mau tes, semangat yaa belajarnya, semoga mendapatkan nilai yang maksimal. Aamiinn.

PERJALANAN INVESTASI : DARI TABUNGAN BERJANGKA HINGGA SAHAM

Waw baca judulnya kayak iye banget ya? Hahaha. Tulisan ini hanya menceritakan pengalaman, bukan rekomendasi. Keputusan investasi semua berad...

Post Signature

Post Signature