sharing is caring

Kritik untuk Wendit Waterpark




Beberapa waktu yang lalu saya bersama keluarga pergi berlibur ke wisata Wendit Waterpark yang terletak 10 km ke arah timur dari Malang, di desa Mangliawan, kecamatan Pakis. Atau ke arah Bandara Udara Abdurrahman Saleh.
Hari libur tersebut ternyata tidak dimanfaatkan oleh keluargaku saja, sesampainya disana, banyak bus dan kendaraan memenuhi area parkir wisata tersebut. Benar-benar penuh sesak! sampai kendaraan kami parkir mepet. Ternyata banyak yang sedang berlibur kesana. Maklum, saat itu liburan untuk anak sekolah dan beberapa universitas di kota Malang sudah dimulai. Jadi tidak heran banyak sekali pengunjung yang datang.
Masuk ke wisata ini harus membayar tiket dulu dengan harga 10.000 rupiah per orang dan gratis untuk balita yang usianya di bawah 3 tahun. Selesai membeli tiket, kami masuk melalui pintu, dan karcis kami serahkan kepada petugas.



 Wisata yang baru-baru ini mengganti namanya dari "Pemandian Wendit" menjadi "Wendit Waterpark" memang menunjukkan perubahan pada beberapa fasilitas di dalamnya. Salah satunya adalah dibangunnya waterboom di kolam renang. Tuh fotonya.
Sayangnya, waterboom itu tidak difungsikan lagi, karena beberapa waktu yang lalu ada anak yang meninggal saat bermain disana. Entah karena tenggelam atau apa, saya juga ga begitu paham. Hal-hal seperti ini sepertinya memberi nilai negatif bagi wisata ini.



Setelah puas melihat dan memotret waterboom dari kejauhan, perjalanan saya lanjutkan lagi. Saya bertemu kelompok-kelompok monyet yang saling berlarian, duduk, makan, dan tingkah-tingkah lainnya yang membuat pengunjung terhibur. Tidak semua monyet bisa menghibur, ada juga yang bikin takut. Salah satunya saya, kamera saya hampiir aja dianclap sama monyet. Huff...monyet yang nakal.

Selanjutnya, perjalanan saya sampai pada beberapa fasilitas seperti kolam perahu, kolam renang spa, warung bakso, dan lain-lain. Entah mengapa saya merasa tidak nyaman mengunjungi wisata ini. Entah karena padatnya pengunjung atau apa. Tapi saya merasa, wisata ini tidak terjaga kebersihannya. Kotor sekali, sampah berserakan dimana-mana. Gentong sampah memang sudah disediakan, namun semuanya penuh sampah dan banyak laler dimana-mana.  Benar-benar tidak seperti kebesaran namanya.

Melihat kolam perahu juga begitu. Daun-daun mengapung disana, sampah-sampah juga. Memang, air disana terus mengalir sehingga kesuciannya terjaga. Tapi, tidak dengan perawatan dan pelestariannya. Ini bukan faktor alam, tapi faktor manusia. Pengunjung yang banyak ini membuang sampah dengan seenaknya, petugas kebersihan juga tidak begitu tanggap.

Entahlah, apa saya salah tangkap atau gimana. Mungkin wisata baru dibersihkan setelah pengunjung habis dan akan ditutup. Sehingga besok paginya kembali bersih. Tapi kalau boleh memberi kritik, sebaiknya kebersihan dan kelestarian wisata Wendit Waterpark harus lebih dijaga. Baik dari manajemen maupun pengunjung. Jangan membuang sampah sembarangan, jangan memberi makan monyet dengan makanan yang ada plastiknya, atau ada wadahnya sehingga membuat monyet itu membuangnya di sembarang tempat.

Jadi kalian para calon pengunjung wisata Wendit Waterpark, mari kita jaga bersama-sama kebersihan dan kelestarian disana. Dengan kesadaran masing-masing, maka saya jamin wisata ini akan selalu bersih dan tampak indah, nyaman dikunjungi. Toh semua itu juga demi kita dan kemajuan pariwisata Indonesia. Dengan melakukan hal positif baik itu kecil sekalipun, pasti akan membawa kebaikan bagi kita dan negara kita Indonesia. ^__^



Menjelajahi alam Coban Rais di dusun Oro-Oro Ombo, Batu, Malang

 Minggu yang cerah itu, aku habiskan waktu untuk melepas penat sehabis menjalani kuliah DKV-ku yang sangat melelahkan dan memakan habis semua tenaga, uang, dan pikiran. Aku dan dia pergi menjelajah tempat yang bernama "Coban Rais". Coban Rais merupakan nama air terjun di daerah dusun oro-oro ombo, kecamatan Batu. Tidak jauh untuk menempuhnya dari kota Malang.
Coban rais menyuguhkan alam yang masih sangat natural dibandingkan dengan coban-coban (baca : air terjun) lainnya di sekitar kota Malang. Jarak yang harus ditempuh untuk menuju ke coban sekitar kurang lebih 2 jam. Jarak ini sebenarnya terlalu jauh untuk ukuran wisata. Karena perjalanannya tidak semudah yang dibayangkan, kita harus melewati jalan setapak yang sempit dan berdampingan langsung dengan jurang. Selain itu, kita akan melewati jalan berbatu, naik turun, dan sungai-sungai kecil yang sangat dingin airnya. Sungguh masih natural, walaupun saya juga bertemu dengan beberapa pengunjung lain, namun hanya sedikit.
Setelah menempuh perjalanan panjang ini, terdengar suara gemuruh air terjun. Dan seketika saya melihat sebuah air terjun yang sangat tinggi, mungkin jika diukur sekitar 15 m ketinggiannya. Lingkugan di sekitarnya juga masih banyak ditumbuhi tanaman liar yang rimbun, bersih, tidak ada sampah. Cahaya yang masuk juga tidak begitu terang, karena tertutup tebing yang sangat tinggi dengan pepohonan yang menjulang tinggi, sungguh natural namun juga menakutkan, membuat bulu kuduk berdiri. hiii..
Finally..ini foto yang kuambil disana.. tertarik? langsung aja kesana.atau bisa menghubungi saya lewat facebook.Jangan lupa membawa bekal minum yang banyak.heheheh. ^_

PERJALANAN INVESTASI : DARI TABUNGAN BERJANGKA HINGGA SAHAM

Waw baca judulnya kayak iye banget ya? Hahaha. Tulisan ini hanya menceritakan pengalaman, bukan rekomendasi. Keputusan investasi semua berad...

Post Signature

Post Signature